tex



بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ

Sabtu, 01 Oktober 2011

Pola Pikir Minarra

Pada dasarnya setiap bangsa LEMURIAN meskipun
kemampuannya hanya 2,5 persen, dialam bawah
sadar mereka tertanam memory tentang bangsa
LEMURIAN dan tekhnologinya juga berbagai macam
naluri dan kebiasaannya dengan catatan pergerakan
pengetahuan seperti pelajaran membaca, menulis, bekerja, kebiasaan, arah jarum jam bergerak dari
kanan ke kiri sesuai dengan aturan alam dan aturan
Sang Maha Pencipta. Tetapi berhubung sekarang kita
dirusak oleh sebuah sistem yang direkayasa oleh
bhalamin maka semua yang terdapat di alam bawah
sadar tersebut tidak bisa muncul dengan baik dan benar. Sistem minara yang bhalamin terapkan sudah
mengkontaminasi secara sistemik kedalam pola
pendidikan yang ada diseluruh dunia termasuk
indonesia. Pola membaca dan menulis yang selama ini kita
pelajari dan kita jalankan itu adalah pola sistem
minara yang bertujuan untuk menjadikan sistem otak
kita menjadi kacau karena dipaksa bekerja dari kiri
ke kanan yang seharusnya bekerja dari kanan ke kiri.
Kita diajarkan menulis selalu dari kiri kekanan itu untuk membuat kekacauan di motorik menjadi tidak
begitu sensitif sehingga sering membuat kita menjadi
ceroboh. Membaca dari kiri ke kanan itu bertujuan
untuk membuat kita memiliki kewaspadaan yang
rendah dan juga membuat kita tidak tanggap
terhadap lingkungan dan selalu berfikir keuntungan tanpa memikirkan akibatnya. Kemudian pola meniru dari pendapat pendapat orang
lain adalah pola minara agar kita tidak menjadi
kreatif. Dan perkembangan daya cipta kita dititik yang
sangat rendah padahal sebagai bangsa lemurian kita
memiliki daya cipta yang sangat tinggi dan memiliki
kemampuan membangun yang sangat besar. Dan terbukti cara meniru dengan istilah referensi sangat
kuat melekat disistem pendidikan kita. Dan kita bisa
lihat akibatnya semua sarjana sarjana berfikiran
terpola untuk menjadi pegawai atau buruh. Juga
diajarkan sistem berbangga mereka akan diajarkan
yang namanya prestasi adalah piagam dan piala juga medali bukan karya nyata di masyarakat yang benar
benar bermanfaat. Sistem minara juga mengajarkan pola didik untuk
selalu menurut tanpa boleh bertanya . Apabila
bertanya harus yang mudah mudah saja. Apabila
bertanya yang diluar kemampuan sang guru maka
diberikan predikat siswa tersebut memiliki kelainan
juga disebut siswa yang nakal, dan guru menjadi makhluk super yang tidak boleh disalahkan. Dan
apabila membuat sebuah pola lagu atau nyanyian
atau penekanan penekanan kepada sang guru maka
yang akan disorot adalah ibu guru, makanya selalu
ada istilah "kata bu guru .... " "Ibu guru kami pandai
bernyanyi" "ibu kita kartini" semua mengarah kepada istilah ibu agar kita punya mental mental dipimpin
bukan mental memimpin. perhatian kita akan selalu
diarahkan kepada para ibu ini dan itu terbukti ampuh
membuat kita menjadi masyarakat yang selalu
mencari induk apabila kehilangan pemimpin
masyarakat kita akan berubah menjadi masyarakat yang kehilangan induk seperti anak ayam yang
kehilangan induknya. Tidak punya figur yang baik dan akhirnya selalu
menjadi pemimpi pemimpi ,nunggu nunggu yang
namanya satria piningit. Begitu parahnya masyarakat
kita karena sistem pendidikan ala bhalamin yang
bernama minara . Dan kita masih belum sadar dengan
keadaan seperti ini, kita selalu bermimpi dan diajarkan mencapai impian padahal pola lemurian
yang sudah ada dialam bawah sadar adalah pola
memaksimalkan hari ini dan detik ini . Pola bermimpi ini memang sengaja ditularkan secara
sporadis melalui lagu,acara televisi,radio seolah
bermimpi itu adalah sesuatu yang benar. Mimpi mimpi
itu adalah bayangan bayangan, gambaran gambaran,
angan angan, yang memvisualisasikan tentang hidup
senang,tenang,dihormati,dihargai,kaya raya,dan memiliki berbagai macam fasilitas yang tidak dimiliki
oleh orang lain . Pola seperti ini membuat kita menjadi
ingin cepat senang dan berupaya mencapai tujuan
dengan berbagai macam cara baik halal ataupun
haram, yang penting senang. Dan terbukti pula pola
mimpi ini berhasil diterapkan sehingga korupsi menjadi merajalela dinegara kita. Pertanyaan : apakah kita akan membiarkan
keturunan kita dijerat oleh sistem minara seperti ini ? Penemuan yang kita lihat selama ini atau kemajuan
kemajuan tekhnologi yang kita anggap canggih
sekarang sebetulnya itu masih jauh dari tekhnologi
masa lalu. Kita memang dibuat untuk selalu seperti ini
agar bhalamin dan keturunannya bisa menguasai
dunia, kekuatan mereka ada pada kerjasama dan uang. Bangsa kita sudah sangat terjebak oleh pola
materialistis yang ditanamkan oleh bhalamin ini. Kita
menghormati orang kaya tanpa perduli dari mana
kekayaannya itu berasal sekarang terkembali lagi
kepada kita apakah keturunan kita ingin menjadi
penghuni neraka selamanya ataukah ingin jadi manusia yang maslahat. Yang pertama kali harus kita lakukan adalah
mengajarkan huruf lemurian kepada mereka karena
huruf lemurian tersebut mampu menetralisir pola
minnara, huruf lemurian itu adalah gambaran dari
gelombang otak, bahasa telepati,pergerakan air,
Dan pancaran kekuatan , gelombang,frekwensi dan semua yang bersifat alami. Bangsa atlantis juga berupaya agar kita selalu
menjadi bangsa berstatus "berkembang dan dunia ke
3" selalu memberikan berbagai macam racun dengan
berbagai macam cara seperti junkfood,vaksinasi dan
budaya budaya atau pola hidup yang merusak
kesehatan contohnya daun umbaka atau yang sekarang kita kenal dengan nama tembakau."
[Kang Dicky]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar